Sabtu, 07 Februari 2015

Makalah Cara Menghitung Bobot Sapi




BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Bobot badan sangat penting diketahui karena sangat menentukan harga jual atau pembelian sapi, namun kenyataannya bobot badan tersebut sangat sulit diukur, hal ini disebabkan karena sapinya kurang jinak, alat pengukur bobot badan terlalu besar dan mahal serta tidak selalu tersedia timbangan di pasar-pasar hewan sehingga para peternak kesulitan dalam menentukan harga jual atau beli sapi yang lebih sering tidak menguntungkan bagi peternak.
Kelemahan sistem perdagangan ternak sapi di Indonesia memiliki tingkat human error yang cukup tinggi dan belum adanya kebijakan standarisasi proses penjualan ternak yang mengakibatkan peternak mengalami kerugian. Oleh karena itu perlu dikembangkan cara pendugaan bobot badan ternak dengan ketepatan yang dapat digunakan sebagai alternatif oleh peternak sehingga dapat memonitor pertumbuhan ternaknya dan mempermudah proses pendugaan bobot badan ternak di pasar hewan pada saat dijual.
Pembentukan model hubungan antara statistik vital dengan bobot badan dalam pengamatan ini dapat dinyatakan dalam beberapa hal yaitu nilai korelasi, serta analisis regresi yang nantinya akan menghasilkan persamaan yang dapat dijadikan acuan untuk menduga bobot badan berdasarkan ukuran statistik vital (panjang badan dan lingkar dada) sebagai bahan perbandingan terhadap pendugaan bobot badan menggunakan rumus Schoorl dan modifikasi.
B.        Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara menghitung bobot sapi tanpa menggunakan timbangan ?
2.      Apa hubungan antara ukuran statistik vital (panjang badan dan lingkar dada) terhadap bobot sapi ?


C.       Tujuan
Pelaksanaan praktikkum ini bertujuan untuk :
1.      Mengetahui  bobot sapi dengan menggunakan rumus schrool dan rumus modifikasi.
2.      Mengetahui hubungan antara ukuran statistik vital (panjang badan dan lingkar dada) terhadap bobot sapi.
D.       Manfaat
1.      Mahasiswa dapat menaksir bobot sapi dengan menggunakan rumus schrool dan rumus modifikasi.
2.      Mengetahui hubungan antara ukuran statistik vital (panjang badan dan lingkar dada) terhadap bobot sapi.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.          Penilaian Kondisi Tubuh (Judging)
Judging adalah penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting untuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui pengukuran tubuh. Memilih ternak berdasarkan visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan Judging. 
Ternak yang sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping, belakang, dan depan atas ternak tersebut. Untuk mengetahui bahwa ternak dalam kondisi sehat, maka perlu diketahui karakteristik ternak yang sehat. Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan tulang-tulang rusuk (ribs) untuk memilih ternak yang gemuk (Ahmad,2010).
Penilaian ternak perlu dilakukan untuk menilai seekor ternak yang memiliki kapasitas berreproduksi dan produksi serta tingkat kesehatan yang normal sesuai dengan bangsa ternak dan daya beradaptasi pada suatu lingkungan tertentu. Didalam praktek ilmu tilik ternak digunakan untuk memilih seekor ternak untuk tujuan tertentu seperti tipe potong/kerja/daging, tipe perah, dan tipe dwiguna.

B.           Penaksiran Bobot Badan
Ukuran-ukuran tubuh mempunyai korelasi (hubungan) yang cukup erat dengan bobot badan. Rumus penentuan berat badan sapi berdasar ukuran tubuh bertolak dari anggapan bahwa tubuh ternak sapi berupa tong. Oleh karena itu, ukuran tubuh yang digunakan untuk menduga bobot tubuh biasanya adalah panjang badan dan lingkar dada. Rumus yang telah dikenal adalah rumus Schoorl yang mengemukakan  pendugaan bobot ternak sapi berdasarkan lingkar dada sebagai berikut :
   
Kemudian ada lagi peneliti yang menggunakan metode yang berbeda yaitu perpaduan pengukuran lingkar dada dan panjang badan yaitu Scheiffer dan Lambourne. Menurut Scheiffer  mengadopsi rumus tabung dengan menampilkan formula, yakni :
Kemudian Rumus ini disesuaikan oleh Lambourne dengan mengonversi ke dalam satuan yang cocok dengan kehidupan masyarakat kita, yakni

Sejumlah peneliti mencoba membuktikan keakuratan rumus-rumus itu diuji-cobakan terhadap beberapa kelompok sapi, domba, kambing antara bobot taksir dan bobot timbangan. Hasilnya rumus Scheiffer dan Lambourne lebih mendekati berat real sapi, domba, kambing sebenarnya dengan tingkat kesalahan di bawah 10 persen. Sedangkan rumus Schoorl tingkat kesalahannya mencapai 22,3 persen.
Perbedaan perhitungan berat pada mahluk hidup adalah wajar, karena bobot hewan sangat dipengaruhi situasi dan kondisi lingkungan, yakni gelisah (stress), habis makan, banyak minum atau baru buang feses. Hewan yang ditimbang sekalipun, akibat buruk perlakuan dan pengangkutan dapat menyebabkan susut tubuh 5-10%.


BAB III
ISI

ACARA          : Menghitung Bobot Sapi Dengan Rumus Schrool dan Modifikasi
TANGGAL    : Rabu, 24 September 2014
TEMPAT        : Kandang Peternakan Sapi Potong PPPPTK Pertanian Cianjur
ALAT DAN BAHAN
Alat     : Pita ukur dan alat tulis
Bahan  : Sapi potong jantan
CARA KERJA
1.      Mengamati Kondisi Fisik sapi dari samping, depan dan belakang, mencatat hasil yang diperoleh.
2.      Mengukuran lingkar dada, melingkarkan pita ukur pada posisi di belakang tonjolan pundak sapi di bagian atas dan belakang kaki depan, kemudian mencatat yang diperoleh.
3.      Mengukur panjang badan, Panjang badan diukur secara lurus dengan tongkat ukur dari ujung sendi haluan ( bagian depan bahu )sampai ke tonjolan tulang duduk, kemudian mencatat hasil yang di peroleh.
4.      Mencatat dan menghitung hasil pengukuran dengan rumus schrool dan modifikasi.
IDENTITAS TERNAK
a. No. Ternak                              : 9
b. Jenis Kelamin                         : Jantan
A.    HASIL PENGAMATAN
1.      Pengamatan judging
Dari Samping  : Segi empat
Depan              : Bulat
Belakang         : Bulat
                  Gambar 1. Sapi tampak samping                                        Gambar 2. Sapi tampak belakang

2.      Ukuran Tubuh
Panjang Badan  : 123 cm
Lingkar Dada     : 158 cm

B.     PEMBAHASAN
Penilaian kondisi tubuh perlu dilakukan karena pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ternak potong secara visual. Dari hasil pengamatan praktik dari samping tubuh sapi berbentuk segi empat dan dari belakang tubuh sapi terlihat bulat hal ini menanandakan sapi memiliki tubuh yang cukup gemuk.
Dalam penaksiran bobot badan ternak sapi, pengukuran lingkar dada dilakukan dengan cara melingkari pita ukur pada tubuh ternak tepat dibelakang kaki depan. Pita ukur harus dikencangkan sehingga pita ukur pada bagian dada terasa. Sebelum dilakukan pengukuran di atas ternak harus dalam posisi normal, kaki depan dan belakang harus sejajar satu sama lain dan kepala ternak harus menghadap kedepan.
Pada pengukuran lingkar dada pada ternak menunjukkan berat badannya, di mana semakin panjang lingkar dadanya maka semakin berat bobot badan ternak tersebut dan sebaliknya semakin pendek lingkar dada suatu ternak maka berat badan ternak tersebut ringan atau ternak tersebut kurang sehat/ kurus.
Hasil pengukuran pada sapi potong dengan nomor urut 09 didapat Panjang Badan (PB) sapi  123 cm. dan Lingkar Dada (LD) 156 cm, sehingga dapat di hitung menggunakan rumus scrool dan modifikasi sebagai berikut:


Hasil Pengukuran
v  Perhitungan dengan rumus schrool:
                                      =  (156 + 22)2
                                    100
                          =  1782
                               100
                          =  316,84 Kg
v  Perhitungan dengan rumus Modifikasi :
                                 = 1562 x 123
                                       10840
                                  = 24336 x 123
                                       10840
                                  = 2993328
                                       10840
                                  = 276,137 Kg
Ø  Selisih antara perhitungan rumus schrool dengan rumus Modifikasi pada pengukuran  adalah 40,702 Kg
Selisih antara perhitungan dengan rumus schrool dengan rumus Modifikasi memiliki selisih yang cukup besar yakni 40,75 Kg, hal ini dikarenakan dalam proses pengukuran ternak dalam kondisi yang tidak tenang yang disebabkan keramaian di sekitar kandang karena terlalu banyak orang yang menjadikan ternak sapi yang kami amati  tidak dalam posisi normal.



BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan :
1.      Kita dapat menaksir bobot sapi dengan perhitungan menggunakan rumus schrool dan modifikasi.
2.      Semakin besar ukuran statistik vital (panjang badan dan lingkar dada) semakin besar bobot sapi.
B.     Saran
Dari hasil pesmbahasan, penulis menyarankan :
1.      Diharapkan kepada praktikan agar berhati-hati, bersikap tenang dan teliti saat melakukan pengukuran dan pengamatan ternak sapi supaya tidak ada kesalahan dalam pengamatan maupun pengukuran.
2.      Di harapkan pada praktikan supaya tidak ribut pada saat praktikum berlangsung agar ternak supaya ternak tenang dan tidak mengalami stress.



DAFTAR PUSTAKA


http://rezafaisa.blogspot.com/2013/05/laporan-manajemen-ternak-potong.html
laporan manajemen ternak potong/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar